WHO: Stok Layanan Kesehatan Gaza Tersisa 3 Hari

Mohammed Zaanoun/Middle East Images/AFP via Getty Images

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Blokade Israel terhadap Gaza mengancam runtuhnya layanan kesehatan. Pasokan bahan bakar, makanan, dan bantuan terhenti yang memaksa rumah sakit harus beroperasi dalam keadaan terbatas. Panggilan untuk mengizinkan akses bantuan kemanusiaan pun telah dilontarkan, untuk secepatnya membantu warga Gaza yang dilanda ancaman langsung dari serangan militer Israel.
 
Situasi di Gaza telah mencapai titik kritis karena para dokter memperingatkan akan terjadinya keruntuhan layanan kesehatan akibat blokade pengiriman bahan bakar yang diberlakukan oleh Israel yang terjadi sejak 2023 silam. Dengan pasokan bahan bakar, makanan, dan bantuan kemanusiaan terputus, rumah sakit kesulitan untuk beroperasi, dan nyawa ribuan orang menjadi taruhannya.
 
Dr. Raed Hussain, direktur Rumah Sakit Al Aqsa Martyrs, telah menekankan urgensi situasi yang sedang mereka alami. Ia menyatakan bahwa rumah sakit hanya dapat menjalankan operasinya selama 48 jam lagi tanpa pasokan bahan bakar segar. Penutupan perlintasan untuk bantuan ke Gaza, baik dari Israel maupun Mesir, telah sangat menghambat pengiriman pasokan penting.
 
Jumlah penduduk di Gaza bagian tengah telah melonjak menjadi 800.000 orang akibat orang-orang melarikan diri dari pemboman Israel dan operasi militer di daerah lain. Masuknya pengungsi ini semakin membebani layanan kesehatan, yang seharusnya ditanggulangi dengan membangun peningkatan kapasitas rumah sakit dan sumber daya. Akan tetapi, situasi kini tidak memungkinkan. 
 
Penutupan daerah perbatasan Rafah telah memperburuk krisis tersebut, dengan bantuan yang datang dengan laju yang tidak mencukupi. Badan-badan PBB, seperti UNRWA dan UNICEF, kesulitan menyediakan bantuan karena stok semakin menipis. Pengiriman baru-baru ini sebanyak 200.000 liter bahan bakar yang diijinkan Israel telah memberikan bantuan sementara, namun bantuan lebih lanjut sangat diperlukan untuk mencegah penurunan situasi yang lebih lanjut.
 
Panggilan kepada Israel untuk memungkinkan akses yang aman dan cepat untuk bantuan kemanusiaan telah dilakukan oleh organisasi internasional, termasuk OCHA. Tanpa tindakan segera untuk mengangkat blokade dan memfasilitasi masuknya bantuan ke Gaza.
 
Sementara itu, warga di daerah seperti Jabilia menghadapi ancaman secara langsung terhadap keselamatan mereka karena majunya pasukan Israel. Meskipun situasi mencekam, banyak penduduk yang menolak untuk meninggalkan rumah mereka dengan alasan tidak masuk akalnya pengungsian terus-menerus bagi kehidupan mereka.
 
Situasi di Gaza menyoroti perlunya penyelesaian konflik yang sedang berlangsung dan pengangkatan blokade untuk memastikan hak-hak dasar dan kesejahteraan penduduk sipil.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...