Menstruasi Tanpa Khawatir “Bocor” dengan Pembalut Rumput Laut

Kompas.com

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Pembalut berbahan rumput laut yang ramah lingkungan tengah dikembangkan oleh para peneliti di Virginia, Amerika Serikat. Pembalut dengan bahan rumput laut ini dapat memadatkan cairan ketika kontak dengan darah menstruasi. Hal ini diharapkan bisa membantu para wanita yang kesulitan dengan adanya kebocoran pembalut saat menstruasi.
 
Penggunaan pembalut kewanitaan tentunya tak asing di telinga semua wanita. Saat ini telah dilakukan suatu studi penggunaan bahan pembalut dari rumput laut oleh Bryan Hsu, seorang peneliti biomedis di Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia, Amerika Serikat. Pada penelitian yang dilakukan, Hsu menggunakan rumput laut sebagai bahan yang menghasilkan gel pada pembalut kewanitaan. Bahan ini kemudian akan "memadatkan" cairan saat kontak dengan darah menstruasi. Ini tentunya membawa manfaat untuk keluhan adanya kerepotan dengan kebocoran pembalut ketika sedang menstruasi. Selain itu, bahan ini juga bersifat biodegradable atau mudah terurai lingkungan. Darah menstruasi diketahui mengandung enzim yang dapat mencegah pembekuan darah. "Kami ingin membuatnya menjadi gel, sehingga limbahnya dapat diolah dengan mudah", ujar Hsu. 
 
Hsu dan juga timnya melakukan beberapa kali uji, hingga menemukan formulasi bubuk sebagai pengisi pembalut dan juga yang akan bereaksi dengan darah menstruasi. Selain itu, ditambahkan pula molekul antimikroba seperti trimethyl chitosan yang bertugas menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab syok toksik pada wanita berkaitan dengan penggunaan tampon dan cawan menstruasi. Penelitian ini juga sedang mengembangkan pembuatan tampon dan cawan menstruasi dengan bahan yang sama agar lebih aman untuk lingkungan.
 
Penelitian ini memang baik untuk lingkungan berkaitan dengan pengolahan limbah. Manfaat yang dihasilkan juga berlaku untuk beberapa tempat dengan budaya tertentu, dimana darah menstruasi dianggap kotor dan tak diterima sebagai sesuatu yang normal. Tentunya hal ini akan sangat membantu para wanita yang hidup dalam budaya demikian. Akan tetapi, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan bahan yang digunakan, pengaruhnya pada flora normal vagina, dan agar memberi rasa aman dalam penggunaan sehari-hari. Bila penggunaan pembalut dengan bahan rumput laut ini mengganggu keberadaan flora normal pada vagina ketika digunakan, justru dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit seperti vaginosis bakterial yang malah merugikan bagi wanita yang menggunakannya. 

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...