M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… PT Indonesia Bakery Family (IBF) membantah isu bahwa roti Aoka mengandung pengawet berbahaya dan memiliki masa kedaluwarsa enam bulan. IBF memastikan produk mereka aman, telah diuji BPOM, dan sedang menginvestigasi pihak yang menyebarkan informasi hoax tersebut.
Intinya… PT Indonesia Bakery Family (IBF) membantah isu bahwa roti Aoka mengandung pengawet berbahaya dan memiliki masa kedaluwarsa enam bulan. IBF memastikan produk mereka aman, telah diuji BPOM, dan sedang menginvestigasi pihak yang menyebarkan informasi hoax tersebut.
PT Indonesia Bakery Family (IBF) akhirnya buka suara terkait isu yang menyebutkan bahwa roti Aoka mengandung bahan pengawet berbahaya, khususnya sodium dehydroacetate, dan memiliki masa kedaluwarsa hingga enam bulan. Manajemen IBF memastikan kabar tersebut adalah hoax.
Kemas Ahmad Yani, Head Legal IBF, menjelaskan bahwa produk Roti Aoka telah diuji oleh Badan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dan mendapatkan izin edar untuk semua variannya, sebagaimana tercantum dalam kemasan produk. "Seluruh produk roti Aoka tidak mengandung sodium dehydroacetate dan masa kedaluwarsanya bukan enam bulan," tegas Kemas dalam pernyataan tertulis, Jumat (19/7/2024).
Isu ini awalnya muncul dari hasil uji laboratorium PT SGS Indonesia. Namun, PT SGS Indonesia telah memberikan klarifikasi tertulis bahwa informasi tersebut bukan berasal dari mereka. Kemas mengungkapkan bahwa penyebaran informasi menyesatkan ini telah menyebabkan kerugian ekonomi dan kegaduhan, baik bagi perusahaan maupun para distributornya.
Kemas menduga ada pihak tertentu yang sengaja menyebarkan informasi palsu untuk menjatuhkan produk Roti Aoka secara tidak sehat. "PT Indonesia Bakery Family selaku produsen Roti Aoka sangat memperhatikan kualitas bahan baku dan kesehatan konsumen. Aoka diproduksi dari bahan berkualitas, secara higienis, dan aman bagi kesehatan," pungkasnya.
Saat ini, IBF sedang melakukan investigasi intensif untuk mengungkap pihak yang bertanggung jawab atas penyebaran hoax tersebut.
