Bahan Dasar Kehidupan Ditemukan dari Asteroid Luar Angkasa

RTE News

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Sampel dari asteroid Bennu mengungkapkan keberadaan senyawa organik, asam amino, nukleobase, dan mineral yang terbentuk akibat penguapan air asin pada tubuh induk asteroid. Temuan ini mendukung teori bahwa asteroid menyumbangkan bahan pembentuk kehidupan dan mengungkap proses kimiawi tata surya.
 
Penelitian terbaru dari sampel batu dan debu yang diambil langsung dari asteroid Bennu telah mengungkapkan temuan yang sangat mengejutkan. Bukan hanya asteroid ini mengandung senyawa organik dan mineral penting yang merupakan blok bangunan kehidupan, tetapi juga mengungkapkan asal-usulnya dari tubuh induk kuno yang pernah memiliki air asin (briny water) di permukaannya. Temuan ini semakin menguatkan hipotesis bahwa asteroid pernah menyumbangkan bahan-bahan dasar kehidupan ke Bumi pada masa awal sejarah planet kita.
 
Pada Oktober 2020, misi OSIRIS-REx (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, and Security-Regolith Explorer) milik NASA berhasil mengambil lebih dari 120 gram material dari asteroid 101955 Bennu, sebuah objek dekat Bumi yang dikenal sebagai “rubble pile” asteroid—kumpulan puing berbatu yang terbentuk akibat tabrakan asteroid sekitar 1-2 miliar tahun lalu. Pada September 2023, kapsul pengembalian sampel dengan parasut mendarat di gurun Utah, memastikan material tersebut tetap pristine (murni) dan terlindungi dari kontaminasi atmosfer Bumi. Keaslian sampel inilah yang membuat para ilmuwan dapat mempelajari kondisi asli bahan antariksa tanpa gangguan proses pemanasan atau oksidasi seperti yang biasa terjadi pada meteorit yang jatuh ke Bumi.
 
Dalam dua studi yang dipublikasikan secara bersamaan di jurnal Nature dan Nature Astronomy, para peneliti mengungkapkan bahwa sampel Bennu mengandung 2 hal yang menarik perhatian.
1. Senyawa organik dan asam amino
Studi yang dipimpin oleh Dr. Daniel P. Glavin dari NASA Goddard Space Flight Center mendeteksi ribuan molekul organik, termasuk 33 jenis asam amino—di antaranya 14 dari 20 asam amino yang esensial untuk sintesis protein pada makhluk hidup. Tak hanya itu, sampel tersebut juga mengandung kelima nukleobase penting (Guanin, Sitosin, Adenin, Timin, dan Urasil) yang menyusun DNA dan RNA.
 
2. Mineral dan garam dari air asin
Penelitian lain yang dipublikasikan di Nature menemukan mineral-mineral unik yang terbentuk akibat penguapan larutan garam di tubuh induk Bennu. Mineral seperti natrium karbonat (juga dikenal sebagai trona atau soda ash)—yang belum pernah ditemukan sebelumnya dalam sampel meteorit atau antariksa—muncul sebagai hasil dari proses penguapan air asin yang terjadi perlahan. Mineral lain yang terdeteksi termasuk sodium phosphates, carbonates, sulfates, chlorides, dan fluorides, serta beberapa mineral baru seperti gaylussite, villiaumite, thenardite, dan trona.
 
Analisis juga mengungkapkan adanya senyawa yang kaya nitrogen dan ammonia. Temuan ini mendukung dugaan bahwa Bennu berasal dari bagian luar tata surya, di mana ammonia dalam bentuk es lebih stabil. Melelehnya es ammonia di tubuh induk asteroid besar memberikan lingkungan cair yang memungkinkan terbentuknya molekul organik kompleks.
 
Sampel Bennu tidak hanya menyimpan informasi tentang bahan-bahan dasar kehidupan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai proses kimia dan biologis yang telah berlangsung sejak awal sejarah tata surya. Ketika asteroid dan puing-puingnya saling bertabrakan dan melayang secara kacau di ruang angkasa, interaksi antar elemen seperti air, karbon, dan nitrogen menghasilkan lingkungan yang mendukung pembentukan molekul organik.
 
Para ilmuwan menduga bahwa selama periode awal, asteroid-asteroid semacam Bennu mengantarkan air dan senyawa organik ke Bumi, yang kemudian berkontribusi pada munculnya kehidupan. Bahkan, temuan bahwa sampel Bennu menunjukkan campuran “kiri dan kanan” (enantiomer) asam amino—berbeda dengan dominasi asam amino “kiri” yang digunakan oleh kehidupan di Bumi—menimbulkan pertanyaan menarik tentang proses awal pemilihan chirality dalam biokimia kehidupan.
 
Dengan semakin banyaknya misi dan teknologi canggih yang dikembangkan untuk eksplorasi antariksa, diharapkan kita akan semakin dekat dalam memahami bagaimana kehidupan muncul di alam semesta dan mencari tanda-tanda kehidupan di tempat-tempat lain di luar Bumi. Penelitian mendalam terhadap sampel Bennu merupakan langkah awal yang menjanjikan dalam mengungkap misteri-misteri fundamental tentang asal usul kehidupan dan evolusi kimiawi alam semesta.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...