Roy Dalio Diisukan Mundur dari Danantara, Tata Kelola DIpertanyakan

Wikimedia Commons

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Ray Dalio dikabarkan mundur dari Dewan Penasihat Danantara, diduga karena masalah tata kelola. Meski dibantah Danantara, unggahan kritik Dalio di Instagram memperkuat spekulasi. Pakar menilai ini bisa memicu keraguan investor terhadap kredibilitas Danantara.
 
Isu mundurnya Ray Dalio dari jajaran Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terus menjadi sorotan publik, terutama setelah laporan Bloomberg yang menyebut pendiri Bridgewater Associates tersebut memilih untuk tidak melanjutkan perannya dalam lembaga investasi strategis milik Indonesia itu. Bloomberg melaporkan bahwa dalam presentasi Danantara kepada sejumlah investor asing pada Mei 2025, nama Dalio tidak lagi tercantum dalam daftar empat anggota dewan penasihat—yang hanya menyebut ekonom Jeffrey Sachs, mantan manajer dana Chapman Taylor, mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra, dan mantan kepala Credit Suisse Asia Helman Sitohang. Hal ini memicu spekulasi kuat bahwa Dalio telah menarik diri dari komitmennya.
 
Kendati demikian, pihak Danantara langsung memberikan bantahan. CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan bahwa hubungan dengan Ray Dalio dan timnya masih terjalin dengan baik. “Saya baru minggu lalu ketemu timnya, anaknya juga, Mark Dalio. Pembicaraan berjalan lancar. Enggak ada itu (batal),” kata Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan pada 28 Mei 2025. Ia juga memastikan bahwa Ray Dalio masih menjadi bagian dari tim Danantara. Senada, CIO Danantara Pandu Sjahrir menyebut komunikasi dengan pihak Dalio tetap berjalan. Meski tak menjawab langsung soal isu pengunduran diri, Pandu menyatakan bahwa pihak Dalio tetap aktif berkomunikasi, termasuk pertemuan dengan CEO dan putra Dalio pada bulan lalu.
 
Namun demikian, munculnya unggahan Dalio di akun Instagram pribadinya @raydalio pada 30 Mei 2025 memperkuat spekulasi adanya ketegangan. Dalam unggahan tersebut, Dalio menulis, “Don’t use your pull to get someone a job,” yang jika ditafsirkan merupakan kritik terhadap praktik penggunaan koneksi pribadi dalam proses rekrutmen. Ia menambahkan bahwa praktik seperti ini dapat merusak sistem meritokrasi dan menyebutnya sebagai “insidious form of corruption,” atau bentuk korupsi yang berbahaya dan tidak boleh ditoleransi. Unggahan ini menjadi perhatian luas karena muncul di tengah kabar kemundurannya dari Danantara, seolah memberi sinyal kritik terhadap proses internal lembaga tersebut.
 
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELOS), Bhima Yudhistira, menilai unggahan Dalio adalah sinyal peringatan serius mengenai tata kelola di tubuh Danantara, khususnya terkait transparansi dalam proses rekrutmen pengurus. “Ray Dalio yang diisukan mundur mengirim peringatan keras bahwa Danantara punya masalah serius soal tata kelola, termasuk rekrutmen. Pasti ada alasan mengapa Dalio yang sebelumnya bersemangat, kini (dikabarkan) mundur,” ujar Bhima pada 31 Mei 2025. Ia juga memperingatkan bahwa mundurnya sosok sebesar Ray Dalio bisa menimbulkan efek domino yang membuat investor lain turut meragukan kredibilitas Danantara.
 
Bhima menambahkan bahwa Indonesia sejatinya sangat membutuhkan Danantara sebagai platform untuk menjembatani kerja sama investasi lintas negara, mengingat keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, menurutnya, tata kelola dan integritas lembaga ini harus dijaga dengan ketat. “Kalau sosok seperti Ray Dalio mundur, bagaimana dengan investor lainnya?” ujarnya retoris.
 
Ray Dalio sendiri belum memberikan komentar resmi terkait statusnya di Danantara. Namun, reputasinya sebagai pendiri hedge fund terbesar di dunia, serta pernyataan terbukanya tentang pentingnya prinsip meritokrasi, memperlihatkan bahwa ia memiliki standar tinggi dalam hal tata kelola dan integritas. Ketidakhadirannya secara resmi dalam presentasi Danantara, dibarengi dengan unggahan bernuansa kritik, menjadi tanda tanya besar yang memerlukan klarifikasi lebih lanjut dari kedua belah pihak. Di tengah upaya Indonesia menarik investasi asing untuk menopang pertumbuhan ekonomi, kredibilitas Danantara akan sangat ditentukan oleh bagaimana lembaga ini merespons isu ini secara transparan dan bertanggung jawab.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...