Prabowo-Gibran Terpilih, BI Naikkan Suku Bunga: Masa Depan Indonesia

Bloomberg

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih setelah MK menolak gugatan. Di saat sama, BI menaikkan suku bunga untuk stabilisasi rupiah. Kenaikan suku bunga BI diprediksi dapat memengaruhi harga saham di bursa
 
Berita besar melanda politik Indonesia dengan penetapan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024-2029. Keputusan ini datang setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak semua gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) dari kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
 
Tak lama setelah pengumuman tersebut, Bank Indonesia (BI) sekaligus menjatuhkan bom baru dengan menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25%. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk memperkuat stabilitas rupiah menghadapi risiko global serta untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran yang ditetapkan setelah nilai rupiah sempat ke level Rp16.200 per dolar AS.
 
Suku bunga acuan sebesar 6,25% ini merupakan yang tertinggi sejak era pandemi Covid-19. Kebijakan ini menandai kebijakan moneter yang agresif dalam menghadapi tantangan ekonomi ini.
 
Meski demikian, ada suara yang menyoroti kebijakan ini. Drajad Wibowo, anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, menyatakan bahwa Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo, mengatakan BI tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk melindungi rupiah.
 
Dengan penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih serta kenaikan BI Rate menjadi 6,25%, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memperkuat stabilitas politik dan ekonomi di masa yang akan datang, terutama mengingat janji pasangan presiden-wakil presiden ini mengenai pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun. Tantangan ini akan menjadi ujian bagi kepemimpinan baru dan solidaritas Indonesia dalam menghadapi dinamika global.
 
Kenaikan BI Rate ini biasanya berpotensi menurunkan harga saham yang diperdagangkan di bursa karena meningkatnya untuk meletakkan uang di instrumen yang lebih tidak berisiko. Namun, AI kami berkata lain. Analisis AI Finance PukulEnam yang menggabungkan histori IHSG (IDX) dan sentimen berita ini memberi prediksi berlawanan, bahwa IHSG mungkin naik dengan skor bobot 0.80 (0 berarti kemungkinan sangat besar turun, dan 1 kemungkinan sangat besar naik).
 
AI pasar saham PukulEnam bekerja dengan melihat sentimen pasar modal, sentimen berita, dan kondisi lainnya yang tidak langsung mempengaruhi pasar. Segala tulisan dan analisa AI Pukulenam tidak dimaksud sebagai suatu rekomendasi atau ajakan untuk ikut membeli atau menjual suatu instrumen investasi. Keputusan membeli atau menjual sebuah saham merupakan tanggung jawab pribadi.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...