All Eyes On Rafah: Neraka, Mimpi Buruk, dan Air Mata Belum Berakhir

The Times of Israel

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… serangan Israel belum berakhir. Laporan dari beberapa media setempat dan internasional menerangkan bahwa Israel kembali melancarkan serangannya dengan mengirimkan sebanyak delapan rudal ke kamp pengungsi di Rafah. Berdasarkan laporan 48 jam terakhir, total 72 orang dinyatakan tewas. Seruan untuk menghentikan serangan pada Israel pun semakin keras digaungkan beberapa negara. 
 
Serangan Israel kembali terjadi di Rafah, pada Minggu malam (26/5). Serangan ini dilakukan setelah Hamas mengirimkan rentetan roket yang sebagian besar dapat dicegat, ke wilayah Tel Aviv. Akibat dari serangan udara yang dilakukan oleh Israel sebagai bentuk pembalasan ini, sebanyak 45 orang tewas (termasuk wanita dan anak-anak) dan sekitar 200 orang terluka dalam 24 jam pelaporan korban. Laporan terakhir berdasarkan kantor media Gaza, dalam 48 jam terakhir setelah serangan terjadi, sudah tercatat 72 pengungsi yang tewas dan serangan ini menargetkan kamp sipil di daerah yang bahkan sebelumnya dinyatakan sebagai "zona aman" oleh Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menerangkan bahwa "serangan di kamp ini adalah kecelakaan tragis yang telah terjadi". 
 
Serangan ini terjadi di malam hari, dengan 8 (delapan) rudal menghantam kamp pengungsi, dan saat hampir semua orang tertidur lelap. Beberapa korban tewas bahkan masih banyak yang tertimbun reruntuhan dan banyak yang berada di jalan, karena situasi yang tidak aman sehingga tim ambulans belum dapat menjangkau beberapa korban. Serangan ini menambah catatan hitam jumlah korban agresi militer Israel, menjadi sekitar 35.562 korban tewas dan 79.562 korban terluka sejak 7 Oktober 2023. 
 
Tindakan Israel menyerang kamp pengungsi ini mendapat berbagai kecaman dari berbagai negara. Wakil presiden Amerika Serikat, Kamala Harris mengatakan bahwa "bahkan kata 'tragis' tidak dapat mendeskripsikan hal ini". Hal ini kemudian menambah tuntutan internasional terkait janji presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk menarik pasokan senjata kepada Israel karena mengancam banyak nyawa warga sipil Palestina yang tidak bersalah. Israel diketahui mendapatkan 99% senjatanya dari Amerika Serikat dan Jerman. Sementara itu, pihak militer Israel memberikan keterangan bahwa serangan yang dilakukan pada hari Minggu tersebut adalah untuk menargetkan dua agen senior Hamas. Aksi ini dikutuk warga Palestina dan banyak negara Arab, dan dikatakan sebagai "pembantaian". 
 
Sebuah video terbaru yang di-posting oleh seorang aktivis Palestina yang berada di Gaza pada pukul 17.50 sore waktu setempat, dalam akun @ezzedine_muasher di Instagram memperlihatkan bahwa bahkan sampai saat ini Israel masih menargetkan daerah Selatan Gaza setelah melakukan serangan di kamp Rafah dan menewaskan 45 orang. Terlihat rekaman asap tebal yang masih membumbung di daerah Rafah sebelah barat, akibat penembakan tentara Israel. Saat ini kondisi masyarakat sangat memprihatinkan, dengan tidak adanya tempat aman untuk berlindung, keterbatasan makanan dan air bersih, dan lingkungan yang kotor dan tidak layak tinggal. 

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Nanjaya Satya
Admin
3 months ago

😭

Kamu mungkin juga suka...