Siap-siap, Stetoskop dengan Teknologi AI Segera Hadir

Istockphoto/wildpixel

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Banyak orang yang tahu bahwa stetoskop berfungsi untuk mendiagnosis penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun, saat ini dokter bisa terbantu dengan hadirnya stetoskop Artificial Inteligence (AI) untuk mendeteksi penyakit katup jantung dan penyakit jantung kongenital
 
Stetoskop telah menjadi alat yang sangat penting dalam praktik kedokteran selama hampir 200 tahun. Fungsi utamanya adalah untuk menilai suara detak jantung dan memantau irama jantung. Dokter dapat menggunakan stetoskop untuk mengetahui apakah suatu penyakit jantung atau pembuluh darah tidak teratur dan membutuhkan perawatan darurat.
 
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. dr. Anwar Santoso, Sp.JP(K), FIHA, FASCC, mengatakan bahwa peran stetoskop dalam mendiagnosis penyakit jantung dan pembuluh darah masih diperlukan oleh semua dokter yang melayani pasien. Namun, stetoskop AI telah menjadi teknologi yang sangat berguna dalam meningkatkan keandalan dan akurasi diagnosis.
 
Stetoskop AI dapat membantu dokter dalam mengevaluasi gagal jantung dengan tingkat sensitivitas 91% dan spesifisitas 80% dibandingkan dengan tes diagnostik rutin yang invasif dan mahal. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk mendiagnosis pneumonia dengan membedakan pola pernapasan yang normal dan tidak normal.
 
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan deteksi dini penyakit jantung pada orang-orang usia di atas 40 tahun dan kelompok risiko tinggi. Untuk memeroleh hasil diagnosis akurat, terdapat skrining atau pemeriksaan penunjang seperti rekam jantung, treadmill test, USG jantung, dan lain-lain.
 
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. Anwar Santoso menegaskan bahwa upaya penegakan "diagnosis pasti" dari semua penyakit jantung dan pembuluh darah tetap membutuhkan alat-alat penunjang. Stetoskop konvensional masih dipakai sebagai langkah diagnostik awal sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut.
 
Penggunaan teknologi AI di bidang kesehatan juga mendapat dukungan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO memandang AI punya potensi dalam mentransformasi kesehatan global dengan meningkatkan akses terhadap layanan, mengatasi kekurangan tenaga kerja, dan mengurangi biaya sistem kesehatan.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...