M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Pemerintahan Prabowo Subianto diduga akan mengubah batasan defisit dan rasio utang untuk mendanai janji kampanye, termasuk makan siang gratis. Namun, timnya membantah rencana peningkatan rasio utang hingga 50% dan menegaskan program akan disesuaikan dengan ruang fiskal.
Intinya… Pemerintahan Prabowo Subianto diduga akan mengubah batasan defisit dan rasio utang untuk mendanai janji kampanye, termasuk makan siang gratis. Namun, timnya membantah rencana peningkatan rasio utang hingga 50% dan menegaskan program akan disesuaikan dengan ruang fiskal.
Pemerintahan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, disinyalir akan mengubah batasan defisit dan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam Undang-Undang Keuangan Negara untuk memenuhi janji kampanye, termasuk program makan siang gratis bagi anak sekolah. Program ini memerlukan anggaran sekitar Rp 450 triliun setahun, memicu kekhawatiran pasar dan penurunan peringkat investasi oleh Morgan Stanley, yang menilai defisit APBN 2025 akan membengkak.
Media asing, seperti Bloomberg, melaporkan kemungkinan rasio utang meningkat mendekati 50% dari PDB. Ekonom menyatakan kekhawatiran ini turut melemahkan nilai tukar rupiah. Namun, Drajad Wibowo dari Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran menegaskan laporan tersebut adalah disinformasi, dan program Prabowo akan disesuaikan dengan ruang fiskal yang tersedia. Drajad juga menyebut Prabowo tidak berniat membebani generasi mendatang dengan utang berat dan akan disiplin mengelola utang.
Kepala Bappenas, Suharso, menambahkan bahwa defisit APBN 2025 masih tahap awal pembahasan dan program Prabowo akan berfokus pada belanja modal, bukan belanja rutin. Anggota tim sinkronisasi Prabowo-Gibran, Thomas Djiwandono, juga membantah adanya rencana formal menaikkan rasio utang hingga 50%.