WHO Nyatakan Mpox Darurat Kesehatan Global

Africa CDC

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… WHO telah menyatakan lonjakan kasus mpox di Afrika sebagai darurat kesehatan global. Varian baru Clade Ib menyebar cepat dan mematikan, dengan lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian di DRC tahun ini. Respons internasional diperlukan sesegera mungkin.
 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan lonjakan kasus mpox di Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat global, mengeluarkan peringatan tertinggi atas memburuknya situasi ini. Komite darurat sebelumnya telah bertemu untuk memberi nasihat kepada Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, tentang apakah wabah penyakit ini merupakan "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" atau PHEIC (public health emergency of international concern).
 
Status PHEIC adalah tingkat peringatan tertinggi WHO dan dapat mempercepat penelitian, pendanaan, serta langkah-langkah kesehatan masyarakat internasional dan kerja sama untuk mengendalikan penyakit ini. PHEIC hanya pernah dideklarasikan tujuh kali sejak 2009: atas flu babi H1N1, virus polio, Ebola, virus Zika, Ebola lagi, Covid-19, dan mpox.
 
Pertemuan komite darurat ini dilakukan setelah badan pengawas kesehatan Uni Afrika mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat atas wabah yang semakin berkembang. Wabah di Republik Demokratik Kongo (DRC) dimulai dengan penyebaran strain endemik yang dikenal sebagai Clade I. Namun, varian baru, Clade Ib, tampaknya menyebar lebih mudah melalui kontak dekat rutin, termasuk kontak seksual.
 
Mpox sendiri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia oleh hewan yang terinfeksi tetapi juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat. Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul besar.
 
Varian ini telah menyebar dari DRC ke negara-negara tetangga, termasuk Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, memicu tindakan dari WHO. Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian yang dilaporkan sejauh tahun ini di DRC telah melampaui total tahun lalu.
 
WHO telah merilis dana kontingensi sebesar $1,5 juta dan berencana merilis lebih banyak dalam beberapa hari mendatang. Rencana respons WHO membutuhkan dana awal sebesar $15 juta, dan badan tersebut berencana untuk mengajukan permohonan pendanaan kepada para donor.
 
 

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...