Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter di India: Apa Tidak Ada Tempat Aman?

Aljazeera

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Kasus tragis pemerkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan seorang dokter di Kolkata, India sampai saat ini masih menjadi sorotan dunia. Ribuan orang pada beberapa kota besar di India turun ke jalan dan menuntut undang-undang perlindungan pada para tenaga kesehatan.
 
Kasus kematian dokter di India, Moumita Debnath masih menjadi sorotan dunia. Wanita 31 tahun tersebut ditemukan tewas tak berdaya dengan tragis. Ia diduga mengalami kekerasan seksual oleh beberapa orang, sebelum akhirnya dibunuh. Mayat Debnath ditemukan pada Jumat (9/8). Akibat kejadian ini, ribuan dokter mogok kerja dan berdemo untuk menuntut keadilan.
 
Hasil laporan autopsi menunjukkan bahwa terdapat bukti adanya kekerasan di tubuh Debnath. Beberapa bukti tersebut antara lain adanya cedera parah pada daerah genitalia, wajah, dan bagian tubuh lainnya. Ditemukan pula tanda-tanda pencekikan dan pembekapan, hingga korban meninggal. Korban diduga diperkosa oleh lebih dari satu orang, disiksa, lalu kemudian dibunuh. Hidung dan mulutnya ditutup, lalu ditekan sekuat mungkin berlawanan tembok agar suara jeritannya tak terdengar. Adapun temuan perkosaan lebih dari satu orang ini lewat total 151 miligram air mani yang ditemukan lewat hasil pemeriksaan swab vagina.
 
Insiden ini mengundang perhatian dunia internasional. Berbagai organisasi medis bahkan menyerukan tindakan segera agar para pelaku segera ditangkap. Kabar terbaru, Biro Investigasi Pusat India sudah mengamankan salah satu terduga pelaku. Adalah Sanjay Roy, seorang relawan sipil dari pasukan penanggulangan bencana Kepolisian Kolkata. Penangkapan ini bermula dari ditemukannya bagian headset bluetooth yang diduga miliknya, di tempat kejadian.
 
Insiden ini membuat Asosiasi Medis India melakukan pemogokan nasional mulai 17 Agustus 2024 dengan tetap menjalankan pelayanan kritis dan darurat. Ribuan orang dari berbagai bidang, terutama para tenaga medis dan pekerja di bidang kesehatan lainnya melakukan unjuk rasa. Mereka berdemo dengan membawa spanduk dan plakat yang menyerukan keadilan. Ini tak hanya dilakukan di Kolkata, tetapi beberapa kota besar seperti Mumbai, Delhi, dan Chennai pun dilakukan hal yang sama. Semua yang melakukan unjuk rasa menyerukan tuntutan utama, yaitu agar memberlakukan undang-undang yang melindungi para tenaga kesehatan.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...