Mpox Masuk Indonesia, Ini Update Terbarunya!

Kompas/Antaranews

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Kemenkes RI mencatat 88 kasus Mpox di Indonesia sejak 2023. Menkes menegaskan kasus terkendali. Skrining ketat dilakukan menjelang Indonesia-Africa Forum di Bali, dan vaksinasi Mpox difokuskan untuk kelompok berisiko tinggi sesuai rekomendasi WHO.
 
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat 88 kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia sejak kasus pertama dikonfirmasi pada 20 Agustus 2023. Meski ada peningkatan kasus, Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa tingkat fatalitas Mpox di Indonesia rendah dan masih terkendali. "Semua yang sakit di Indonesia sembuh, jadi enggak usah khawatir, apalagi kalau dari cacar, itu kan sudah ada vaksin ya," ujar Menkes Budi, Senin (26/8/2024).
 
Selain itu, seiring dengan persiapan menjelang Indonesia-Africa Forum (IAF) yang akan berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, melakukan pengecekan kesiapan skrining kesehatan untuk Mpox di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. "Hari ini saya datang ke Bandara Ngurah Rai untuk mengecek kesiapan skrining kesehatan untuk Mpox karena akan diselenggarakan Indonesia-Africa Forum," ujar Prof. Dante pada Rabu (28/8). Skrining ini sangat penting untuk memastikan semua kegiatan di Bali dapat berjalan dengan lancar tanpa risiko penyebaran wabah Mpox.
 
Skrining Mpox di Bandara Ngurah Rai dilakukan secara ketat, mulai dari jalur kedatangan internasional. Semua penumpang akan melewati thermal scanner, dan jika terdeteksi suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius, akan dilakukan pemeriksaan ulang menggunakan thermal gun. Apabila suhu tubuh tetap tinggi, penumpang akan diarahkan ke ruang pemeriksaan untuk pengambilan sampel usap (swab). Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif Mpox, penumpang akan segera dirujuk ke rumah sakit setempat.
 
Dalam konteks vaksinasi, pemberian vaksin Mpox di Indonesia ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi, sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, dr. Prima Yosephine, M.K.M, kelompok berisiko tinggi ini termasuk LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau mereka yang memiliki perilaku multisex partner, serta individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir. "Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox," jelas dr. Prima, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, di Jakarta, Rabu (28/8).
 
Pemberian vaksin Mpox di Indonesia bersifat pencegahan, untuk meminimalkan keparahan penyakit atau mencegah munculnya gejala. Vaksinasi massal belum direkomendasikan, mengingat ketersediaan vaksin yang terbatas. Jenis vaksin yang digunakan di Indonesia adalah Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN), yang merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 dan bersifat non-replicating. Namun, saat ini distribusinya masih terbatas dan difokuskan pada daerah yang telah melaporkan adanya kasus Mpox.
 
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap penularan Mpox dengan menghindari kontak fisik dengan penderita dan memanfaatkan vaksinasi bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi. "Vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi dan diprioritaskan bagi orang yang berisiko. Vaksin yang tersedia saat ini memang generasi ke-2 dan ke-3 dari vaksin smallpox," ujar dr. Prima.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...