Israel Serang Lebanon, Hizbullah Balas: 492 Tewas, Ketegangan Memuncak

CNN Indonesia

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke markas Hizbullah di Lebanon, menewaskan 492 orang dan melukai 1.645 lainnya. Hizbullah membalas dengan meluncurkan 200 roket ke Israel. Ketegangan meningkat, dengan Hizbullah menyatakan siap untuk "pertempuran terbuka." Negara-negara seperti Iran, Suriah, dan Mesir mengecam serangan Israel
 
Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke markas Hizbullah di Lebanon pada Senin (23/9). Serangan yang dilakukan Israel ini menewaskan sedikitnya 492 orang dan melukai lebih dari 1.645 lainnya, menurut laporan Kementerian Kesehatan Lebanon.
 
Serangan ini merupakan salah satu aksi militer paling mematikan dalam dua dekade terakhir di Lebanon. Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan 1.300 infrastruktur militer Hizbullah, kelompok milisi yang didukung Iran dan dianggap sebagai ancaman utama di kawasan.
 
Kepulan asap di atas Lebanon selatan (Reuters)
 
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperingatkan warga Lebanon selatan dan timur untuk segera menjauh dari daerah-daerah yang diduga menjadi tempat penyimpanan senjata Hizbullah. Netanyahu menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk melindungi rakyat Israel dari ancaman roket dan rudal yang diluncurkan oleh Hizbullah.
 
Hizbullah merespons serangan udara Israel dengan meluncurkan lebih dari 200 roket ke wilayah utara Israel, termasuk ke kota Haifa. Serangan ini membuat ribuan warga Israel berlarian mencari perlindungan di bunker-bunker. Meskipun belum ada laporan korban jiwa di pihak Israel, beberapa warga dilaporkan mengalami luka akibat pecahan peluru.
 
Hizbullah menyatakan akan terus melancarkan serangan balasan selama agresi Israel terhadap Lebanon berlanjut. Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan bahwa mereka siap menghadapi "pertempuran terbuka" dengan Israel, menunjukkan eskalasi yang dapat memicu konflik besar di kawasan tersebut.
 
Berbagai negara dan organisasi internasional telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas eskalasi ini. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri guna menghindari konflik lebih luas yang dapat mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah.
 
Negara-negara Arab juga bereaksi keras terhadap serangan ini. Mesir, Iran, dan Suriah mengecam aksi militer Israel, menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan Lebanon. Iran, sebagai pendukung utama Hizbullah, memperingatkan bahwa serangan ini akan memperburuk situasi dan bisa menyulut perang besar-besaran di kawasan.
 
Akibat serangan ini, ribuan warga sipil di Lebanon selatan terpaksa mengungsi. Jalanan menuju ibu kota Beirut penuh dengan kendaraan, sepeda motor, dan pejalan kaki yang berusaha melarikan diri dari zona konflik. Banyak warga menerima pesan dari militer Israel yang memperingatkan mereka untuk menjauh dari gedung-gedung yang digunakan Hizbullah untuk menyimpan senjata.
 
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa dari total korban tewas, setidaknya 35 orang adalah anak-anak dan 58 lainnya adalah perempuan. Ribuan warga lainnya dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka, sementara banyak rumah sakit di wilayah selatan kewalahan dengan lonjakan pasien.
 
Situasi di Lebanon dan Israel diperkirakan akan semakin tegang dalam beberapa hari mendatang. Para analis memperingatkan bahwa jika tidak ada upaya segera untuk meredakan ketegangan, konflik ini dapat meluas menjadi perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah, yang memiliki potensi untuk menyeret kekuatan regional lainnya, termasuk Iran dan Amerika Serikat.
 
Prancis telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera mengadakan rapat darurat guna membahas krisis ini. Uni Eropa juga menyatakan kekhawatiran atas eskalasi ini dan mendesak semua pihak untuk menahan diri demi menghindari bencana kemanusiaan yang lebih besar di kawasan tersebut.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...