M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Indonesia mencatat 35.415 kasus baru HIV pada 2024, dengan mayoritas menyerang pria (71%) dan usia produktif. Sebelas provinsi menyumbang 76% kasus. Penularan dominan melalui seks tidak aman dan jarum suntik. Stigma ODHA tetap menjadi tantangan besar.
Intinya… Indonesia mencatat 35.415 kasus baru HIV pada 2024, dengan mayoritas menyerang pria (71%) dan usia produktif. Sebelas provinsi menyumbang 76% kasus. Penularan dominan melalui seks tidak aman dan jarum suntik. Stigma ODHA tetap menjadi tantangan besar.
Memperingati Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember, Kementerian Kesehatan RI melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus HIV/AIDS sepanjang 2024. Hingga September, tercatat sebanyak 35.415 kasus baru HIV dan 12.481 kasus baru AIDS. Angka ini mendekati jumlah kasus yang tercatat sepanjang tahun lalu.
Selain itu, estimasi total Orang Dengan HIV (ODHIV) di Indonesia telah mencapai 570.000 kasus, menempatkan Indonesia di peringkat ke-14 dunia. Bahkan, pada 2023, estimasi kasus infeksi baru mencapai 28.000, menjadikan Indonesia peringkat ke-9 di dunia untuk infeksi baru.
Sebelas provinsi di Indonesia menjadi penyumbang utama kasus HIV, mencakup 76% dari total kasus nasional dengan lebih dari 10.000 kasus di masing-masing wilayah. Namun, Kementerian Kesehatan belum merinci nama-nama provinsi tersebut dalam laporan terbaru ini.
Mayoritas kasus HIV/AIDS di Indonesia terjadi pada pria (71%), dengan perempuan menyumbang 29% kasus. Berdasarkan kelompok usia, 60% kasus terjadi pada dewasa berusia 25-49 tahun, 19% pada dewasa muda usia 20-24 tahun, dan 6% pada remaja di bawah usia 20 tahun. Dengan demikian, hampir 90% kasus terjadi pada kelompok usia produktif.
Penularan HIV/AIDS di Indonesia didominasi oleh hubungan seksual yang tidak aman, berbagi jarum suntik tidak steril, serta penularan dari ibu ke anak melalui kehamilan atau menyusui. Meski HIV tidak menular melalui kontak biasa seperti berpapasan atau bersentuhan, stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih menjadi tantangan besar.
Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa HIV bukanlah akhir dari segalanya. ODHIV berhak mendapatkan dukungan, kasih sayang, serta perlakuan yang setara di masyarakat. Dukungan ini penting untuk menekan stigma sekaligus mendorong upaya pencegahan, seperti tes HIV yang aman dan tanpa stigma, penggunaan kondom, serta program jarum suntik steril.
Dengan 35.415 kasus baru HIV pada 2024 dan 570.000 total kasus ODHIV di Indonesia, upaya penanggulangan HIV/AIDS membutuhkan sinergi pemerintah dan masyarakat. Kampanye edukasi, layanan kesehatan yang inklusif, dan penghapusan diskriminasi menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak epidemi ini di Indonesia.