M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Bukalapak menghentikan penjualan produk fisik untuk mengembangkan bisnis digital seperti Itemku dan Lapak Gaming. Sisa dana IPO Rp9,3 triliun akan digunakan untuk pengembangan digital dan modal kerja. Langkah ini diambil untuk memperkuat posisi di pasar yang lebih potensial.
Intinya… Bukalapak menghentikan penjualan produk fisik untuk mengembangkan bisnis digital seperti Itemku dan Lapak Gaming. Sisa dana IPO Rp9,3 triliun akan digunakan untuk pengembangan digital dan modal kerja. Langkah ini diambil untuk memperkuat posisi di pasar yang lebih potensial.
PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), salah satu pelaku e-commerce terkemuka di Indonesia, mengumumkan penghentian layanan penjualan produk fisik pada platformnya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk fokus pada pengembangan segmen bisnis digital, termasuk game online dan investasi.
Direktur & CEO BukaFinancial dan Commerce Bukalapak, Victor Putra Lesmana, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kontribusi rendah dari layanan fisik terhadap pendapatan perusahaan selama tiga tahun terakhir.
Bukalapak telah meluncurkan dua merek gaming, yaitu Itemku dan Lapak Gaming, yang menyasar konsumen (B2C) serta pelaku bisnis (B2B). Langkah ini mencerminkan pergeseran fokus perusahaan ke sektor digital yang memiliki potensi pertumbuhan lebih menjanjikan.
Selain itu, sisa dana IPO sebesar Rp9,3 triliun akan dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis digital, modal kerja, dan investasi. Victor juga menyatakan bahwa Bukalapak berkomitmen untuk berhati-hati dalam mengelola dana tersebut demi mencapai keberlanjutan perusahaan. "Dana IPO digunakan untuk modal kerja dan entitas anak kami. Dana IPO sudah direalisasikan 56%, sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha BUKA," ujar Victor
Pengamat industri menilai langkah Bukalapak ini sebagai respons terhadap dinamika pasar yang terus berubah. Dengan memprioritaskan sektor digital, perusahaan berharap dapat memperkuat posisinya di tengah persaingan ketat e-commerce di Indonesia.