Trump Usulkan Relokasi Warga Gaza, RI dan Hamas Menolak

Detik.com

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Donald Trump mengusulkan relokasi warga Gaza ke negara lain, termasuk Indonesia, Yordania, dan Mesir. Indonesia, Hamas, dan Jihad Islam Palestina menolak keras rencana tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan perang dan paksaan pengusiran rakyat Palestina.
 
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuai sorotan publik internasional setelah mengusulkan relokasi sementara bagi sebagian dari 2 juta warga Gaza ke negara-negara lain, termasuk Yordania, Mesir, dan Indonesia. Usulan tersebut muncul di tengah upaya pemulihan pasca-perang antara Israel dan Hamas yang telah menewaskan lebih dari 47.000 orang di Gaza sejak Oktober 2023.
 
Dalam wawancara dengan NBC News, salah satu pejabat tim transisi Trump menyatakan rencana ini bertujuan untuk memberikan solusi jangka panjang bagi warga Gaza yang hidup dalam situasi krisis kemanusiaan. Salah satu anggota tim, Steve Witkoff, dilaporkan akan hadir di Gaza untuk memantau kesepakatan gencatan senjata serta memastikan keberlangsungan pembebasan sandera.
 
Namun, usulan Trump memicu kontroversi. Kementerian Luar Negeri Indonesia menegaskan pihaknya belum pernah menerima informasi resmi terkait rencana tersebut. "Pemerintah RI tidak pernah mendapatkan informasi apapun mengenai hal ini," ujar Jubir Kemlu RI Rolliansyah Soemirat, Senin (20/1/2025).
 
Sikap Indonesia sejalan dengan penolakan keras Hamas dan Jihad Islam Palestina. Kelompok tersebut menentang gagasan relokasi, menyebutnya sebagai kejahatan perang dan langkah paksaan untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka. "Rakyat kami akan terus menggagalkan proyek seperti ini," ujar pejabat Hamas, Bassem Naim.
 
Trump juga menyebut dalam diskusi dengan Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi bahwa relokasi ini bertujuan mengurangi penderitaan warga Gaza. Ia menyebut Gaza sebagai "tempat pembongkaran" dan mendesak negara-negara Arab untuk membangun perumahan baru bagi pengungsi.
 
Meski demikian, gagasan ini menuai kecaman dari berbagai pihak. Relokasi dianggap memperkuat pendudukan ilegal Israel dan semakin memperburuk kondisi rakyat Palestina. Hingga kini, rencana tersebut masih dalam diskusi tanpa kejelasan soal penerimaan oleh negara-negara yang disebutkan.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...