Trading Halt di IHSG: Apa yang Terjadi?

Photo by Markus Winkler from Pexels

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… BEI menghentikan perdagangan sementara waktu atau trading halt selama 30 menit, setelah IHSG turun sebesar 5% yang dipicu oleh aksi panik jual, isu mundurnya Sri Mulyani dan pemangkasan peringkat saham RI oleh Morgan Stanley & Goldman Sachs.
 
Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia (IHSG) mengalami penurunan sebesar 5% pada penutupan sesi pertama perdagangan (09.00-12.00) Selasa (18/03/2025), sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan sementara waktu atau trading halt selama 30 menit. Pada sesi kedua, IHSG berhasil meraih kenaikan sebesar 3,48%. 
 
Kebijakan waktu pada trading halt diatur dalam surat Keputusan Direksi PT BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 Tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat, yang diberlakukan sejak 10 Maret 2020. 
 
Trading halt adalah penghentian perdagangan sementara waktu pada saham atau instrumen keuangan lainnya di bursa efek. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan memberi waktu bagi investor dan mengantisipasi kepanikan terjadinya penjualan yang besar, aturan ini juga dibuat agar harga saham tidak semakin anjlok.
 
Berdasarkan Surat Keputusan BEI, trading halt dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama, terjadi trading halt selama 30 menit apabila dalam satu sesi perdagangan IHSG turun lebih dari 5% Kedua, penambahan waktu apabila IHSG turun menjadi 10%. Ketiga, jika IHSG turun lebih dari 15%, BEI akan menghentikan aktivitas perdagangan lebih lama dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan. 
 
Sejumlah analis menilai penurunan IHSG disebabkan oleh aksi jual besar-besaran dari investor yang panik. Selain itu, pasar saham juga terpengaruh oleh isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang menambah ketidakpastian di kalangan pelaku pasar.
 
Selain faktor dalam negeri, pelemahan IHSG juga dipicu oleh turunnya peringkat pasar saham Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs. Pekan lalu, Goldman Sachs menurunkan peringkat saham RI dari overweight menjadi market weight serta merevisi rekomendasi surat utang BUMN tenor 10–20 tahun menjadi netral. Penurunan ini menunjukkan kekhawatiran investor global terhadap kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto.
 
IHSG mengalami tekanan signifikan dengan penurunan 5% di sesi pertama perdagangan, memicu trading halt selama 30 menit sesuai aturan BEI. Meskipun IHSG berhasil naik ke 3,48% di sesi kedua, pasar masih dihantui sentimen negatif, termasuk aksi jual panik investor, isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta penurunan peringkat pasar saham Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs. 

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...