IHSG Menguat Berkat Saham Emas, Tembus 6.898

idxchannel

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… IHSG ditutup menguat 0,97% ke 6.898,2 pada Selasa (6/5), didorong lonjakan saham emas seperti ANTM dan MDKA seiring naiknya harga emas dunia. Sektor barang baku memimpin penguatan, sementara saham OPMS dan JATI melesat lebih dari 34%.
 
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,97% atau 66,25 poin ke level 6.898,2 pada perdagangan Selasa (6/5/2025). Kenaikan ini didorong oleh kinerja positif saham-saham emiten emas seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang melonjak 9,48% dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang naik 5,95%. Sentimen pasar juga mendapat dukungan dari kenaikan harga emas dunia yang menembus level US$3.380 per troy ounce, menarik minat investor terhadap saham sektor komoditas.
 
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total nilai transaksi pada Selasa (6/5/2025) mencapai Rp16,7 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 23,18 miliar saham. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 348 saham tercatat menguat, 287 saham melemah, dan 324 saham stagnan. Sektor barang baku menjadi penyumbang kenaikan terbesar dengan capaian 3,14%, sementara sektor teknologi justru mengalami koreksi sebesar 0,77%. Beberapa saham yang mencatatkan kenaikan signifikan antara lain PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk. (OPMS) yang melonjak 34,92%, disusul PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) dengan kenaikan 34,44%.
 
Faktor lain yang turut mendorong penguatan IHSG adalah kinerja positif saham perbankan. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) masing-masing mencatatkan kenaikan 0,56% dan 0,52%. Di sisi global, bursa saham Asia seperti Hang Seng dan Nikkei 225 juga menutup di zona hijau dengan kenaikan masing-masing 0,70% dan 1,04%. Namun, pasar Eropa dan Amerika justru melemah, dengan indeks Dow Jones turun 0,24% dan S&P 500 terkoreksi 0,64%.
 
Analis memproyeksikan IHSG akan terus menguji level resistance di 6.875 dalam sesi-sesi mendatang. Namun, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 yang hanya mencapai 4,87% (yoy) serta ketidakpastian kebijakan tarif impor AS menjadi tantangan yang perlu diwaspadai. 
 
Disclaimer: Keputusan investasi harus didasarkan pada analisis mendalam dan riset mandiri.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...