IHSG Turun 0,65%, Akhiri Reli Lima Hari Beruntun

businesstimes

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… IHSG turun 0,65% ke 7.094,60 pada 20 Mei 2025 setelah reli lima hari. Sektor properti, konsumer, dan teknologi melemah. BMRI, TLKM, dan AMMN jadi pemberat utama. Pasar mencermati potensi penurunan suku bunga BI dan sentimen global seperti kebijakan China dan penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s.
 
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri reli panjangnya dengan ditutup melemah 0,65% atau 46,49 poin ke level 7.094,60 pada perdagangan Selasa (20/5/2025). Pelemahan ini terjadi setelah IHSG bertahan di zona positif selama lima hari berturut-turut.
 
Berdasarkan data Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona merah, dengan sektor properti menjadi yang tertekan paling dalam (-1,89%), disusul oleh konsumer primer (-1,23%) dan teknologi (-1,21%). Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi pemberat utama IHSG dengan kontribusi -11 poin, diikuti oleh Telkom Indonesia (TLKM) yang turun 2,84% (-9,12 poin) dan Amman Mineral (AMMN) (-6,32 poin).
 
Di sisi lain, saham-saham milik Grup Djarum seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tercatat sebagai yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp1,5 triliun, meskipun harganya melemah 0,26%. Adaro Energy (ADRO) dan Astra International (ASII) juga masuk ke zona merah dengan penurunan masing-masing sebesar 4,74% dan 1,62%.
 
Pelaku pasar tengah mempertimbangkan sejumlah sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) untuk 2026 menjadi fokus utama. Analis memperkirakan BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%, langkah yang diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat dan investasi.
 
Sementara itu, dari luar negeri, kebijakan suku bunga China dan dampak pemangkasan peringkat kredit AS oleh Moody's Investors Service turut memengaruhi pasar. Moody's menurunkan peringkat kredit pemerintah AS dari AAA menjadi AA1 pada Jumat (17/5/2025), menyoroti lonjakan beban utang dan biaya bunga sebagai penyebab utama.
 
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga oleh bank sentral China (PBOC) bertujuan untuk mendorong ekonomi yang lesu di tengah ketegangan perdagangan global. Di sisi domestik, kebijakan moneter BI yang lebih longgar diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar saham.
 
Disclaimer: Berita ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi investasi. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...