Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Gagal

Antara TV

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Rusia menolak gencatan senjata tanpa syarat dan menyerang Ukraina sebagai respons atas serangan drone. Moskow menyalahkan Ukraina dan Barat atas kegagalan perundingan damai yang diprakarsai AS dan sekutunya.
 
Upaya internasional untuk mendorong gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina kembali menemui jalan buntu. Pemerintah Rusia secara tegas menolak usulan gencatan senjata tanpa prasyarat yang diajukan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer
 
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow tidak lagi mempercayai niat Ukraina, mengingat Kyiv pernah memanfaatkan jeda konflik untuk memperkuat militer dan melanjutkan serangan. “Kami tidak ingin mengulangi pengalaman itu,” kata Lavrov di Universitas Rusia-Armenia di Yerevan, Rabu (21/5).
 
Penolakan ini berlangsung di tengah eskalasi militer besar-besaran. Pada Senin (27/5), Rusia meluncurkan serangan udara terbesar ke Ukraina sejak invasi tahun 2022. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, serangan tersebut merupakan balasan atas serangan drone Ukraina yang diluncurkan ke wilayah Rusia sejak 20 Mei.
 
Moskow menyalahkan Kyiv dan beberapa negara Eropa atas kegagalan negosiasi damai yang sebelumnya diprakarsai oleh Amerika Serikat. Rusia juga memperingatkan akan melanjutkan serangan jika Ukraina tetap melakukan provokasi yang mereka sebut sebagai tindakan teroris.
 
Rusia mengklaim hanya menargetkan sasaran militer, namun serangan terbaru di Zhytomyr menewaskan 13 warga sipil, termasuk tiga anak-anak. Lavrov juga mengecam dukungan Barat terhadap Ukraina, menyebutnya memperpanjang konflik.
 
Meski menolak gencatan senjata saat ini, Lavrov menyatakan Moskow dan Washington memiliki pandangan serupa tentang pentingnya menyusun parameter penyelesaian jangka panjang, dengan syarat Ukraina menunjukkan komitmen serius.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...