M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Sebanyak 143 negara anggota PBB memberikan suara untuk Palestina untuk masuk menjadi anggota PBB, namun ada sembilan negara yang menolak usulan Palestina untuk menjadi anggota PBB di antaranya Argentina dan Papua Nugini.
Intinya… Sebanyak 143 negara anggota PBB memberikan suara untuk Palestina untuk masuk menjadi anggota PBB, namun ada sembilan negara yang menolak usulan Palestina untuk menjadi anggota PBB di antaranya Argentina dan Papua Nugini.
Dalam sebuah pemungutan suara yang menandai momen penting dalam sejarah diplomasi internasional, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan dukungan mutlak terhadap upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh organisasi global tersebut.
Sebanyak 143 negara anggota PBB memberikan suara mendukung resolusi yang merekomendasikan agar Dewan Keamanan mempertimbangkan kembali aplikasi Palestina untuk menjadi anggota penuh. Ini mencerminkan dukungan mayoritas yang signifikan dan menunjukkan pergeseran sikap internasional terhadap isu Palestina.
Meskipun ada dukungan yang luas, sembilan negara, termasuk Argentina dan Papua Nugini, menolak usulan tersebut. Sementara itu, 25 negara lainnya memilih untuk abstain, menunjukkan keragaman pendapat yang masih ada di antara anggota PBB.
Dorongan untuk keanggotaan penuh ini datang setelah periode ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, termasuk perang terbaru antara Israel dan kelompok Hamas serta ekspansi permukiman Israel yang kontroversial di Tepi Barat.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum, menyampaikan bahwa dukungan ini merupakan investasi dalam perdamaian dan keadilan. "Memberi suara 'Ya' adalah hal yang benar untuk dilakukan dan saya dapat meyakinkan Anda, Anda dan negara Anda dalam tahun-tahun mendatang akan bangga karena sudah mendukung kebebasan, keadilan, dan perdamaian di masa-masa tergelap ini," ujar Mansour.
Keputusan Majelis Umum ini tidak secara langsung memberikan status keanggotaan kepada Palestina, namun memberikan dorongan moral dan politik yang kuat. Ini juga meningkatkan tekanan terhadap Dewan Keamanan untuk meninjau kembali sikapnya terhadap aplikasi keanggotaan Palestina.
Dengan dukungan internasional yang semakin kuat, mata dunia kini tertuju pada Dewan Keamanan PBB, di mana keputusan akhir tentang status keanggotaan Palestina akan ditentukan