M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan menyebarkan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri Wolbachia di Kembangan Utara, Jakarta Barat, mulai 4 Oktober. Program ini bertujuan menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Intinya… Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan menyebarkan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri Wolbachia di Kembangan Utara, Jakarta Barat, mulai 4 Oktober. Program ini bertujuan menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan melaksanakan penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang telah disuntik bakteri Wolbachia di Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, pada 4 Oktober mendatang. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pengendalian kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering terjadi di wilayah tersebut.
Program penyebaran nyamuk ini bertujuan untuk menekan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, termasuk DBD, Zika, dan Chikungunya. Bakteri Wolbachia diketahui mampu mengurangi kemampuan nyamuk dalam menularkan virus ke manusia. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyatakan bahwa wilayah Jakarta Barat, khususnya Kembangan Utara, memiliki angka kasus DBD yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga menjadi prioritas dalam program ini.
Wolbachia merupakan bakteri alami yang hidup di dalam tubuh berbagai serangga dan pada nyamuk Aedes aegypti, bakteri ini dapat menghambat perkembangan virus DBD di dalam tubuh nyamuk. Bakteri ini tidak berbahaya bagi manusia maupun lingkungan, sehingga aman untuk digunakan dalam pengendalian populasi nyamuk.
Nyamuk Aedes aegypti yang telah diinfeksi Wolbachia di laboratorium akan dilepaskan ke alam dan dikawinkan dengan nyamuk liar. Bakteri ini akan diturunkan ke generasi nyamuk berikutnya, menciptakan efek jangka panjang dalam mengurangi risiko penyebaran virus. Ketika nyamuk yang membawa Wolbachia menggigit manusia, kemampuan mereka untuk menularkan virus DBD dan penyakit lainnya akan berkurang secara signifikan.
Penyebaran nyamuk Wolbachia akan dilakukan dengan menggunakan 859 ember berisi nyamuk terinfeksi, dari target total 1.474 ember yang akan ditempatkan di berbagai titik di RW 07, Kembangan Utara. Pelepasan nyamuk akan berlangsung setiap dua minggu selama enam bulan. Setelah periode tersebut, Dinas Kesehatan akan melakukan evaluasi untuk menilai dampak program terhadap populasi nyamuk dan angka kasus penyakit.
Metode penyebaran nyamuk Wolbachia ini dinilai ramah lingkungan dan efektif karena tidak menggunakan pestisida yang berpotensi merusak ekosistem. Selain itu, bakteri Wolbachia tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia maupun hewan, sehingga metode ini aman diterapkan di lingkungan pemukiman.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menekan angka kasus DBD di Jakarta Barat dan dianggap sebagai pendekatan inovatif dalam pengendalian vektor penyakit. Keberhasilan program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan menjadi contoh bagi wilayah lain dalam upaya pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.