Potensi Perang Besar di Timteng Memanas, Dunia Internasional Cemas

penjuru

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Konflik Timur Tengah memanas setelah Iran menyerang Israel dengan lebih dari 180 rudal sebagai balasan atas kematian dua pemimpin milisi, Ismail Haniyeh (Hamas) dan Hassan Nasrallah (Hizbullah). Indonesia dan PBB menyerukan gencatan senjata untuk mencegah krisis lebih besar, sementara Indonesia memulai evakuasi warganya di Lebanon
 
Eskalasi konflik di Timur Tengah semakin memanas setelah Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran ke Israel pada awal Oktober. Serangan tersebut dipicu oleh kematian dua pemimpin kelompok milisi besar di kawasan, yaitu Ismail Haniyeh dari Hamas dan Hassan Nasrallah dari Hizbullah, yang membuat Iran melakukan serangan balasan dengan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik​​.
 
Invasi darat Israel ke wilayah selatan Lebanon, yang menjadi basis Hizbullah, memicu reaksi keras dari Iran. Serangan rudal yang dilancarkan Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, dan merusak sejumlah target strategis di wilayah Israel​. Iran mengklaim bahwa serangan mereka merupakan bentuk balasan atas "genosida" yang dilakukan Israel di Palestina dan Lebanon​.
 
Pernyataan dari pihak Iran menegaskan bahwa serangan tersebut hanya bagian kecil dari kemampuan militer mereka. Mereka juga memperingatkan bahwa respons berikutnya akan jauh lebih menghancurkan jika Israel melakukan pembalasan​.
 
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran internasional, termasuk dari Indonesia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Rolliansyah Soemirat, menyampaikan keprihatinan bahwa ketegangan di Timur Tengah dapat memicu perang berskala besar. Indonesia menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak menurunkan ketegangan​.
 
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengutuk keras eskalasi ini, menekankan pentingnya gencatan senjata segera. Guterres menyatakan bahwa setiap peningkatan konflik akan memperparah krisis kemanusiaan di kawasan dan menyerukan agar semua pihak segera menghentikan serangan​.
 
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas situasi tersebut. Indonesia, sebagai salah satu negara yang mengamati ketegangan dengan serius, mendesak agar pertemuan ini menghasilkan keputusan yang dapat meredakan situasi. Selain itu, proses evakuasi warga negara Indonesia di Lebanon juga mulai dilakukan oleh pihak Kementerian Luar Negeri​.
 
Potensi perang di Timur Tengah ini menjadi perhatian serius dunia internasional, mengingat kawasan tersebut telah lama menjadi pusat konflik berkepanjangan. Banyak pihak berharap diplomasi dan gencatan senjata dapat segera tercapai sebelum krisis meluas lebih jauh.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...