M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Konflik yang memanas antara Israel dan Hizbullah memaksa pemerintah Indonesia mengevakuasi WNI dari Lebanon. Pada gelombang evakuasi kelima, 40 WNI tiba di Indonesia pada Senin (7/10), menyusul evakuasi sebelumnya yang membawa 20 WNI. Meski begitu, 116 WNI masih memilih bertahan di Lebanon.
Intinya… Konflik yang memanas antara Israel dan Hizbullah memaksa pemerintah Indonesia mengevakuasi WNI dari Lebanon. Pada gelombang evakuasi kelima, 40 WNI tiba di Indonesia pada Senin (7/10), menyusul evakuasi sebelumnya yang membawa 20 WNI. Meski begitu, 116 WNI masih memilih bertahan di Lebanon.
Konflik yang terus memanas di Timur Tengah, terutama antara Israel dan kelompok militan Hizbullah, memaksa sejumlah negara untuk segera mengevakuasi warganya dari Lebanon. Sejak awal bulan Oktober, pemerintah Indonesia secara bertahap mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari wilayah yang semakin berbahaya tersebut.
Pada gelombang evakuasi kelima, sebanyak 40 WNI tiba dengan selamat di Indonesia pada Senin (7/10). Kedatangan mereka disambut di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, setelah melalui proses panjang evakuasi. Gelombang ini menyusul evakuasi sebelumnya, yang membawa 20 WNI dan 1 warga negara asing (WNA).
Evakuasi ini dilakukan di tengah meningkatnya serangan antara Israel dan Hizbullah yang menyebar hingga wilayah selatan Lebanon. Kondisi yang semakin memburuk ini memaksa banyak warga mengungsi dan membuat situasi semakin sulit. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa meskipun sebagian besar WNI telah dievakuasi, 116 WNI masih memilih untuk tetap tinggal di Lebanon.
Proses evakuasi WNI dilakukan dengan langkah hati-hati. Mereka dipindahkan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut ke Suriah, dan selanjutnya diterbangkan menuju Yordania sebelum akhirnya kembali ke tanah air. Pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan beberapa negara lain yang juga mengevakuasi warga mereka, termasuk Korea Selatan dan China, guna memastikan keselamatan seluruh warga yang berada di Lebanon.
Dengan situasi yang semakin genting, Kementerian Luar Negeri Indonesia terus memantau perkembangan dan akan terus melakukan evakuasi jika diperlukan. Namun, bagi WNI yang masih memilih untuk bertahan, pemerintah menyediakan fasilitas dan dukungan di KBRI Beirut sebagai upaya perlindungan.