M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Negara-negara BRICS sepakat meluncurkan mata uang digital untuk memperkuat ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Mata uang ini akan digunakan dalam perdagangan antaranggota, dengan dukungan emas sebagai cadangan untuk stabilitas.
Intinya… Negara-negara BRICS sepakat meluncurkan mata uang digital untuk memperkuat ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Mata uang ini akan digunakan dalam perdagangan antaranggota, dengan dukungan emas sebagai cadangan untuk stabilitas.
Negara-negara anggota BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, mencapai kesepakatan penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 di Kazan, Rusia. Dalam deklarasi bersama yang dikenal sebagai Deklarasi Kazan, para pemimpin BRICS sepakat untuk mempercepat peluncuran mata uang digital baru yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan memperkuat posisi ekonomi mereka di panggung global.
Mata uang digital ini direncanakan sebagai instrumen utama dalam perdagangan antar negara anggota, sekaligus menjadi alternatif kuat terhadap sistem keuangan yang selama ini didominasi oleh dolar AS. Langkah ini juga dilihat sebagai upaya BRICS untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi global serta mencegah penyalahgunaan dolar sebagai alat politik.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan antusiasmenya terhadap inisiatif ini dengan memamerkan uang kertas simbolis BRICS selama berlangsungnya KTT. Uang tersebut memuat simbol negara-negara anggota pendiri BRICS dan menjadi lambang kolaborasi ekonomi yang lebih erat antarnegara. Meski hanya simbolis, uang kertas tersebut menandakan niat kuat dari negara-negara BRICS untuk terus maju dalam proyek ambisius ini.
“Dolar digunakan sebagai senjata. Kami benar-benar melihat hal ini. Saya pikir ini adalah kesalahan besar bagi mereka yang melakukan hal ini,” ujar Putin dalam pidatonya. Pernyataan ini diperkuat oleh pemimpin lain, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang sepakat untuk mempercepat implementasi sistem pembayaran berbasis mata uang lokal dan digital untuk transaksi lintas batas.
BRICS juga mempertimbangkan dukungan emas sebagai cadangan untuk mata uang digital mereka. Langkah ini diperkirakan akan meningkatkan stabilitas dan daya tarik mata uang BRICS di mata dunia, terutama bagi negara-negara yang ingin terbebas dari tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.
Sampai saat ini, sekitar 95% perdagangan antara Rusia dan Tiongkok sudah dilakukan dengan menggunakan mata uang lokal, rubel dan yuan. Langkah-langkah ini dipandang sebagai bagian dari strategi BRICS untuk menciptakan sistem keuangan alternatif yang lebih independen dari pengaruh AS.