Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

Detik

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata mulai 19 Januari 2025, melibatkan pertukaran 33 sandera Israel dengan tahanan Palestina. Mediator Qatar, didukung AS dan Mesir, optimis kesepakatan ini dapat membawa perdamaian. Pasukan Israel akan mundur dari Gaza, dengan pemantauan dilakukan oleh badan di Kairo.
 
Setelah 15 bulan konflik intensif, Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan untuk memberlakukan gencatan senjata di Gaza. Perjanjian ini akan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025, dan mencakup pertukaran sandera serta tahanan. Mediator utama dalam perundingan ini adalah Qatar, dengan dukungan Amerika Serikat dan Mesir.
 
Pada tahap awal, sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan oleh Hamas. Mereka terdiri dari anak-anak, orang tua, dan individu dengan kondisi kesehatan kritis yang ditawan sejak serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan tahanan Palestina secara bertahap selama periode 42 hari. Proses ini juga mencakup pemulangan jenazah serta pengembalian warga terlantar ke tempat tinggal mereka​​.
 
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, menyatakan optimisme bahwa gencatan senjata ini dapat menjadi dasar bagi perdamaian permanen. "Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak," ujar Sheikh Mohammed.
 
Sebagai langkah awal, pasukan Israel akan mundur dari Gaza, meskipun tetap menjaga keberadaan di sepanjang perbatasan. Sementara itu, mekanisme pemantauan akan dilakukan melalui badan yang berbasis di Kairo untuk memastikan implementasi kesepakatan​.
 
Hamas menyebut kesepakatan ini sebagai kemenangan besar yang mencerminkan keteguhan perlawanan rakyat Palestina. Di sisi lain, beberapa pihak di Israel menilai perjanjian ini sebagai langkah kompromi untuk menghentikan siklus kekerasan di kawasan tersebut​.
 
Amerika Serikat dan Mesir turut mendukung perjanjian ini dan berharap kesepakatan dapat mengurangi eskalasi di wilayah tersebut. Para mediator mendesak semua pihak untuk menjaga ketenangan selama beberapa hari ke depan hingga gencatan senjata berlaku penuh​​.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...