M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Sebanyak 76 sekolah gagal finalisasi PDSS, membuat siswanya tak bisa ikut SNBP 2025. Meski diberi perpanjangan waktu, hanya 297 dari 373 sekolah yang menyelesaikan. Siswa terdampak disarankan ikut UTBK atau SPAN.
Intinya… Sebanyak 76 sekolah gagal finalisasi PDSS, membuat siswanya tak bisa ikut SNBP 2025. Meski diberi perpanjangan waktu, hanya 297 dari 373 sekolah yang menyelesaikan. Siswa terdampak disarankan ikut UTBK atau SPAN.
Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mengungkapkan bahwa siswa di 76 sekolah tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) setelah batas waktu finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) ditutup pada Rabu (5/2) pukul 15.00 WIB. Kendala teknis, administratif, dan kurangnya disiplin sekolah menjadi faktor utama yang menyebabkan siswa tidak bisa mendaftar melalui jalur prestasi ini. Meskipun panitia telah memberikan perpanjangan waktu, sejumlah sekolah tetap gagal memenuhi persyaratan finalisasi data.
Salah satu kasus terjadi di SMK Negeri 2 Surakarta, di mana ratusan siswa terancam gagal mengikuti SNBP karena sekolah terlambat mengisi data PDSS. Joko Widodo, salah satu penginput PDSS di sekolah tersebut, menjelaskan bahwa keterlambatan ini disebabkan oleh berbagai kendala, termasuk pencarian pengganti siswa yang mengundurkan diri dan masalah teknis dalam pengisian data. Tidak hanya di Solo, masalah serupa juga terjadi di SMA Negeri 17 Makassar. Kepala Sekolah SMA Negeri 17 Makassar, Abu Hanafi, mengakui bahwa pihak sekolah terlambat mengunggah nilai siswa ke PDSS.
Keterlambatan ini memicu protes dari siswa dan orang tua. Di Makassar, puluhan siswa SMA Negeri 17 bersama orang tua mereka melakukan unjuk rasa di kantor Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan. Mereka menuntut solusi atas kelalaian sekolah yang mengancam masa depan pendidikan mereka. "Dampak ini sangat berat bagi kami, kita bicara soal mimpi dan harapan yang sudah di depan mata tapi karena satu kelalaian sekolah yang seharusnya tidak menjadi penghalang bagi kami untuk mendapat mimpi itu," ujar salah satu siswi SMA Negeri 17 Makassar.
Ketua Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, menjelaskan bahwa panitia telah berusaha mengakomodir 373 sekolah yang belum melakukan finalisasi PDSS dengan memperpanjang tenggat waktu hingga Rabu (5/2) pukul 15.00 WIB. Namun, hingga Kamis (6/2) pukul 13.00 WIB, hanya 297 sekolah yang berhasil memfinalisasi data, memberikan kesempatan kepada 9.438 siswa untuk mengikuti SNBP.
Meskipun ratusan siswa di 76 sekolah tidak bisa mengikuti SNBP, panitia dan sekolah menyarankan agar siswa tersebut mencoba jalur alternatif seperti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) atau Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN). Beberapa sekolah, seperti SMK Negeri 2 Surakarta, bahkan telah menyiapkan program bimbingan belajar (bimbel) gratis untuk membantu siswa mempersiapkan diri menghadapi UTBK.
Dengan ditutupnya tenggat waktu finalisasi PDSS, siswa di 76 sekolah terpaksa kehilangan kesempatan mengikuti SNBP. Meskipun panitia telah memberikan perpanjangan waktu, ketidakdisiplinan sekolah dalam memenuhi persyaratan akhirnya merugikan siswa. Namun, masih ada harapan melalui jalur alternatif seperti UTBK dan SPAN. Kejadian ini diharapkan menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih disiplin dan tertib dalam mengikuti prosedur pendaftaran SNBP di masa depan.