M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… Setelah lima hari tertekan, IHSG melonjak 1,74% ke 6.645,78 pada Rabu (12/2/2025). Kenaikan ini dipicu aksi beli masif dan optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi. Meski positif, investor tetap waspada terhadap sentimen global dan kebijakan The Fed.
Intinya… Setelah lima hari tertekan, IHSG melonjak 1,74% ke 6.645,78 pada Rabu (12/2/2025). Kenaikan ini dipicu aksi beli masif dan optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi. Meski positif, investor tetap waspada terhadap sentimen global dan kebijakan The Fed.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil bangkit setelah mengalami tekanan selama lima hari berturut-turut. Pada penutupan perdagangan Rabu (12/2/2025), IHSG melonjak 1,74% ke level 6.645,78, membawa harapan baru bagi para pelaku pasar.
Sebelumnya, IHSG sempat terpuruk hingga mendekati level psikologis 6.500 akibat tekanan sentimen global dan arus keluar dana asing. Namun, pada sesi perdagangan hari ini, indeks berhasil mengalami lonjakan tajam, didorong oleh aksi beli yang masif.
Volume transaksi pada awal sesi I mencapai 16,68 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 10,92 triliun. Sebanyak 169 saham tercatat menguat, sementara 75 saham mengalami penurunan, dan 241 saham stagnan.
Selain itu, pada sesi pembukaan, IHSG juga sempat mencatat kenaikan 0,23% atau 14,91 poin ke level 6.546,90. Pergerakan indeks berada dalam kisaran 6.540 hingga 6.556. Namun, seiring berjalannya sesi perdagangan, penguatan IHSG semakin solid.
Menurut analis pasar, rebound ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk optimisme investor terhadap stabilitas makroekonomi serta adanya peluang kenaikan di sektor-sektor tertentu. Meski demikian, pelaku pasar tetap diminta mewaspadai kemungkinan tekanan lebih lanjut, terutama terkait data inflasi global dan kebijakan suku bunga The Federal Reserve.
Dengan rebound ini, IHSG memberikan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia setelah mengalami pelemahan yang cukup dalam. Para investor kini menanti pergerakan selanjutnya, apakah IHSG mampu mempertahankan momentum penguatannya atau kembali mengalami fluktuasi.