Rupiah Melemah, IHSG Tertekan di Tengah Sentimen Global

Detik

PukulEnam Newsletter

Bergabunglah bersama ribuan subscriber lainnya dan nikmati berita terhangat yang up-to-date setiap paginya melalui inbox emailmu, gratis!



M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… IHSG turun ke 6.545,85 dan rupiah melemah ke Rp16.408 per dolar AS pada Selasa (11/3/2025). Saham GOTO dan WIFI menjadi penyumbang utama pelemahan. Kebijakan tarif impor AS dan revisi proyeksi ekonomi Goldman Sachs menambah tekanan. Pasar masih rentan, dengan aksi jual asing yang berlanjut.
 
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah sama-sama melemah pada perdagangan Selasa (11/3/2025). IHSG ditutup di level 6.545,85, turun dari sebelumnya, sementara rupiah melemah ke level Rp16.408 per dolar AS.
 
IHSG hari ini bergerak di antara level terendah 6.499,04 dan tertinggi 6.589,12. Total nilai transaksi mencapai Rp9,76 triliun, dengan volume perdagangan 19,44 miliar lembar saham. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Wifi.id Tbk (WIFI) menjadi penyumbang terbesar pelemahan, masing-masing turun 5,88% dan 12,56%. Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga turun signifikan, masing-masing 6,43% dan 7,14%. Di sisi lain, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) naik 9,44% ke Rp186.000, menjadi penopang utama IHSG.
 
Nilai tukar rupiah juga melemah 0,25% ke Rp16.408 per dolar AS. Pelemahan ini dipicu oleh sentimen negatif dari kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump, yang meningkatkan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada. Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global, termasuk di Indonesia.
 
Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight, serta memproyeksikan defisit anggaran Indonesia tahun 2025 mencapai 2,9% dari PDB, lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 2,53%. Revisi ini menambah tekanan pada pasar saham dan mata uang Indonesia.
 
Pelemahan IHSG dan rupiah sejalan dengan tren negatif di pasar global. Indeks Nikkei 225 Jepang turun lebih dari 2%, sementara Kospi Korea Selatan juga melemah lebih dari 2%. Ketidakpastian global terkait kebijakan tarif Trump dan kekhawatiran resesi AS turut memengaruhi sentimen investor.
 
Analis memprediksi IHSG dan rupiah masih rentan melemah dalam jangka pendek, terutama dengan aksi jual investor asing yang terus berlanjut. Namun, pemulihan masih mungkin terjadi jika pemerintah dapat mengelola risiko fiskal dengan baik.
 
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.

Ditulis oleh

Bagikan Artikel

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn
Email
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Kamu mungkin juga suka...