M.K.S.A (Mager Kepanjangan, Singkat Aja)
Intinya… IHSG ditutup menguat 0,59% ke 6.510,62 pada Kamis (27/3/2025), didorong saham perbankan BUMN dan emiten besar. BMRI naik 0,97%, BBRI 1,25%, dan PANI melonjak 9,89%. Aliran dana asing positif dengan net buy Rp2,58 triliun. Pasar optimis, tapi tetap waspada terhadap faktor global.
Intinya… IHSG ditutup menguat 0,59% ke 6.510,62 pada Kamis (27/3/2025), didorong saham perbankan BUMN dan emiten besar. BMRI naik 0,97%, BBRI 1,25%, dan PANI melonjak 9,89%. Aliran dana asing positif dengan net buy Rp2,58 triliun. Pasar optimis, tapi tetap waspada terhadap faktor global.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (27/3/2025), mengakhiri hari terakhir sebelum libur panjang Idulfitri dengan kinerja positif. IHSG naik 0,59% atau 38,26 poin ke level 6.510,62, setelah sempat turun di awal sesi perdagangan.
Kinerja IHSG hari ini didominasi oleh penguatan saham-saham sektor perbankan BUMN dan emiten besar. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) tercatat naik 0,97% ke level Rp5.200, sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 1,25% ke Rp4.050. Penguatan kedua saham ini dipicu oleh pengumuman pembagian dividen tahun buku 2024 dengan imbal hasil menarik di kisaran 5%-10%. Selain itu, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) menunjukkan kinerja spektakuler dengan melonjak 9,89% ke Rp10.000, dan PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 3,37% ke level Rp5.375.
Secara keseluruhan, terdapat 359 saham yang menguat, 230 saham melemah, dan 206 saham yang stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp11,26 triliun, dengan kontribusi besar dari saham-saham berkapitalisasi jumbo.
Pasar saham dalam negeri masih menikmati optimisme dari aliran dana asing yang masuk secara signifikan. Data mencatat net buy asing senilai Rp214 miliar pada 25 Maret 2025, yang kemudian melonjak menjadi Rp2,58 triliun pada 26 Maret 2025.
Namun demikian, investor tetap mewaspadai sejumlah sentimen negatif dari faktor eksternal. Kebijakan tarif impor Amerika Serikat di era Presiden Donald Trump dan perlambatan ekonomi global menjadi perhatian utama yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar.
Momentum mudik Lebaran diprediksi akan menjadi pendorong pertumbuhan pasar saham setelah masa liburan. Aktivitas mudik yang bernilai ekonomi ratusan triliun rupiah ini diperkirakan akan menggerakkan sektor-sektor terkait seperti konsumsi, transportasi, dan UMKM.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.